Logo pada kaos di atas adalah logo Superman pada komik Kingdom Come. Bagi yang mau, bisa pesan di https://husnimuarif.wordpress.com/kaos/kingdom-come/ Kaosnya sudah ready stock dan dibikin dalam jumlah terbatas. Jadi buruan sebelum kehabisan 🙂 Sepuluh tahun aku mendambakan bisa punya kaos ini. Tepatnya sejak aku mulai lulus dari SMA tahun 2002 silam. Kingdom Come adalah komik karya Mark Waid dengan sentuhan art yang luar biasa dari Alex Ross. Keempat komiknya menjadi koleksi paling berharga bagiku saat ini.
Awalnya aku tak menghiraukan teaser dari buku ke-12 Petualangan Batman yang merupakan edisi terakhir yang aku koleksi sejak kelas 3 SMP. Teaser yang sama sekali aku tak paham. Dan aku kira itu adalah foto hitam putih, tapi ternyata itu adalah gambar ilustrasi.
Aku tak sengaja mendapatkan komik Kingdom Come di pinggiran pecinan dekat toko jam Murni, di Jepara setelah Ujian Akhir Nasional. Awalnya sih untuk ngecek siapa tahu ada buku ke-13 Petualangan Batman, tapi ternyata buku yang ke-12 masih terpampang di sana. Dan tiba-tiba saja pandanganku langsung tertuju pada logo DC Comics yang lama.
Aku sempat ragu untuk membelinya, karena buku pertama Kingdom Come tidak menunjukkan sosok superhero, namun The Spectre dan para villain yang tak ada satupun yang aku kenal. Aku bahkan tidak tahu Kingdom Come itu apa, kalau judulnya Superman atau Batman mungkin langsung aku beli. Tapi logo DC Comics itu benar-benar mengusikku. Akhirnya aku membelinya dan nggak bilang-bilang sama ibuku maupun kakakku. Karena Rp.15.000 bisa untuk makan enak rutin dalam 3 hari buat anak kos di Jogja saat itu. Tapi aku nekat, kalaupun isinya tak memuaskanku paling tidak aku suka dengan ilustrasi covernya. Dan ketika aku buka, aku terpukau dengan goresan realis dari Alex Ross. Pada halaman tengah aku sempat penasaran dengan sosok lelaki desa yang didatangi Wonder Woman. Sepertinya itu Superman.. Dan pada halaman akhir inilah aku langsung tersenyum, itu Superman yang sudah tua!
Tiba-tiba aku teringat dengan koleksi Arman Maulana (vokalis GIGI) yang diliput majalah Hai yang mengulas X-MEN pada tahun 2000. Arman pernah punya koleksi kesayangan yang dibelinya dari Amerika. Ceritanya tentang Superman yang sudah tua dengan keadaan dunia yang sudah kacau. Aku langsung cari majalah Hai tersebut dan melihat Arman Maulana sedang membawa buku Kingdom Come keempat alias yang terakhir (saat itu aku belum tahu) Begitu tahu buku yang dimaksudkan Arman adalah Kingdom Come aku menjadi semakin yakin, aku tak sia-sia membeli komik ini!
Masalah selanjutnya adalah bagaimana caranya aku bisa beli Kingdom Come berikutnya. Harus ngumpulin berapa kali nih dari uang saku? Lagian aku nggak tahu sampai buku keberapa cerita ini berakhir. Ketika aku ke Jogja untuk bimbel di Neutron buat persiapan SPMB, aku tak sengaja menemukan buku Kingdom Come kedua di Gramedia saat jalan-jalan ke Malioboro Mall. Cover kedua memperlihatkan Superman, Wonder Woman, dan superhero lainnya yang semuanya sudah tua. Aku langsung membelinya dan dalam hati meminta maaf kepada ibu karena memakai uangnya 🙂 Tak lama kemudian buku ketiga muncul di Gramedia dengan cover Batman dan superhero lainnya. Sekali lagi aku meminta maaf dalam hati pada ibu dan mulai menghemat pengeluaran makan. Dan ketika aku balik ke Jepara untuk persiapan SPMB, aku dapati buku yang dipegang Arman Maulana alias buku keempat sudah ada di emperan pecinan. Aku membelinya langsung dengan uang tabunganku dan pulang ke rumah sambil menyembunyikan komik Kingdom Come di balik baju. Dan sampai kini aku mempaketnya jadi satu dengan plastik segel dari buku pertama.
SPMB sudah berlalu, dan aku tidak diterima. Aku akhirnya mengambil program D1 Desain Grafis di CITS-UGM meskipun aku diterima di Ekstensi Arsitek Undip. Begitu hijrah ke Jogja aku fotokopi cover buku keempat dengan ukuran sebenarnya dan yang diperbesar. Aku taruh fotokopian ukuran sebenarnya diam-diam di figura kamar sebelum kepergianku ke Jogja. Sampai Jogja aku taruh fotokopian yang diperbesar menjadi poster menghiasi kamar kos kecilku.
Sejak kuliah di desain grafis CITS aku mulai mempelajari goresan Alex Ross dengan cat poster. Dan ternyata berguna untuk menyelesaikan Tugas Akhir-ku dengan nilai sempurna dan mengantarkanku cumlaude meskipun cuma program D1. Melanjutkan ke D3 Advertising komunikasi UGM, aku bikin duplikasi goresan hitam putih dari halaman komik, menjadi ukuran poster pada Desember 2003. Karya aslinya aku figura dan pajang di rumah di Jepara. Orang mengira itu adalah foto, padahal lukisan goresan dan dussel dari pensil. Sayangnya figura itu kini kena bocoran air hujan, sehingga rusak. Aku sempat menduplikatnya dengan memfotokopi ukuran sebenarnya di Prima dekat Mirota Kampus Simanjuntak. Meskipun hasilnya masih lebih bagus yang aslinya, namun aku tetap menyimpannya dan menjadi satu-satunya yang terselamatkan saat ini. Susah sekali mendapatkan poster ini.
Desember 2004 aku menduplikasi lagi ilustrasi hitam putih Alex Ross dari komik ke media ukuran 80 x 60 cm. Menghabiskan beberapa pensil 8B, 6B, 3B, dan 2B. Meski ada beberapa warna yang mulai kusam, tapi aku masih menyimpannya dan menjaganya saat ini (baca postingan https://husnimuarif.wordpress.com/2010/06/01/mentari-sudah-mulai-bergeser/) Tahun 2005 aku ingin menduplikasi lagi gambar cover pertama Superman yang dirombak lagi oleh Alex Ross. Sayangnya terbentur dengan tugasku sebagai ketua pameran saat itu, magang dan Tugas Akhir pada 2006. Tahun 2007 tuntutan akan pekerjaan di petakumpet menjadikan rencana itu akhirnya terlupakan hingga sampai aku tak di sana lagi. Entah apakah aku akan menyelesaikannya, karena ternyata banyak rencana-rencana yang antri dan tidak terselesaikan saat aku terlalu sibuk di petakumpet. Terakhir, aku dapati Coldplay menciptakan lagu berjudul ‘Til Kingdom Come’ dan menjadi soundtrack di film The Amazing Spider-Man besutan sutradara Marc Webb.
Kingdom Come adalah salah satu karya yang memberikan banyak pengaruh bagiku dan mampu mengubahku, bahkan mungkin termasuk penulisnya. Jauh sebelum membuat Dunia DC Comics hampir kiamat dengan Kingdom Come, Mark Waid meniti karirnya dengan menulis buku-buku yang tidak berumur panjang macam The Crusaders untuk Impact Comics. Saya rasa Alex Ross juga menjadi sangat terkenal gara-gara Kingdom Come. Kingdom Come adalah karya hebat sepanjang masa. Seperti Watchmen atau V for Vendeta karya penulis legendaris Inggris Alan Moore. Pingin banget rasanya bikin karya sekali namun bisa dikenang untuk selamanya. Entah apa, dan entah kapan…