Asal nama “Alabio”

Itik_Alabio

Biasanya di asal-usul ngasal, cerita yang aku tuliskan banyak bohongnya (mungkin). Tapi kali ini beneran, karena diambil dari artikel media pelajar MOP edisi 11 tahun 1983. Swer! Kalau nggak percaya tanya saja sama pengirimnya mas Anto V.W di Jl. Diponegoro 189 Ungaran (Nggak tahu sekarang umurnya berapa, semoga masih hidup) berikut ulasannya:

Memang lidah orang Indonesia paling antik di seluruh jagad. Banyak kata-kata asing yang dipermak seolah-olah merupakan bahasa asli Indonesia. Kebanyakan hal ini dilakukan oleh orang Jawa. Salah satunya adalah ’Stoping here’ menjadi ’Setop pinggir’, yang makna kedua kata di atas sama. Tetapi disini akan saya ceritakan sedikit salah ucap, salah dengar ataupun memenag lidah yang istimewa dari orang luar Jawa, khususnya orang Banjarmasin (nenek moyangnya)

Pembaca tentu pernah mendengar itik Alabio? Itu lho, itik petelur dari Kalimantan Selatan. Konon, dahulu Gubernur Jenderal Raffles yang suka berpetualang itu datang ke Banjarmasin. Bersantai menyusuri sungai-sungai yang banyak terdapat di sana.

Setelah sampai di hulu, melihat itik yang diusahakan rakyat. Bodynya besar, montok dan lagi bulunya mengkilap hijau-hijauan. Kalau dibanding dengan itik-itik yang pernah dilihat, itik dari hulu sungai itu melebihi segala-galanya. Maka karena sangat tertarik dan kagum, Raffles berteriak ”I love you… I love you…” Rakyat mendengar ucapan itu, dan mengira itik yang mereka pelihara termasuk jenis itik I love you.

Seperti yang disinggung di atas, entah karena salah ucap, salah dengar ataupun lidah rakyat setempat yang tak dapat menyebut persis, maka I love you berubah menjadi ALABIO. Akhirnya dari waktu ke waktu dan sampai sekarang, itik dari hulu sungai itu dinamakan itik ALABIO.

Tags: ,

Leave a comment